Lapmi, Ciputat - Bagi sebagian masyarakat Ciputat, terutama mahasiswa aktifitas dimulai di malam hari. Bermacam kegiatan dari mulai jalan-jalan, mengerjakan tugas, sampai berorganisasi, sering dilakukan ketika langit diselimuti kelam malam. Kehidupan malam para mahasiswa pun tidak luput dari kebutuhan dasar akan pangannya. Warung Kopi (Warkop) sering menjadi menjadi penyelamat karena jam oprasionalnya yang sampai malam.
Buka sampai malam menjadi keuntungan sekaligus kerugian tersendiri di dalamnya.
Bang Omen, penjaga warkop "bull-bull's" yang berada di sekitar kampus Universitas Islam Negeri (UIN) bercerita pengalamannya, "Tergantung bang, kita buka paling nyampe jam 10 kalo ga ada acara, tapi Kalo ada acara yaa 24 jam", ucapnya.
Sambil melayani para pembelinya, dengan ekspresi ketawa kecil dia melanjutkan, "kalo 24 jam Keuntungan nambah 40 persen kalo, bisa buat beli pulsa, buat jajan", berganti nada agak mengeluh, "tapi ya ngantuk, ya capek, waktu jadi ga teratur", ucapnya.
Zuyin, mahasiswa UIN Jakarta yang mengaku sering berkegiatan di malam hari mengaku terbantu dengan keberadaan Warkop, dengan sedikit menganalisa dia mengungkapkan pendapatnya. "Menurut gua membantu, saling menguntungkan, kalo bahasa biologinya simbiosis mutualisme saling membutuhkan, mahasiswa membutuhkan, warkop membutuhkan kita, kita juga membutuhkan dia", ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar