Polemik besar terjadi dalam tubuh kepengurusan HMI, aggota anggota HMI mulai menyoroti hasil keputusan rapat pleno yang bertempat di aula KBC Karoeng, Pandeglang pada jumat (19/10) lalu. Dengan mengundang seluruh cabang HMI yang ada di Jabodetabek-Banten, rapat dihadiri 13 cabang dari 14 cabang undangan dengan menelurkan hasil hasil rapat pleno. Diantara hasil rapat adalah membantu PB HMI menyelesaikan segala masalah yang ada secepatnya, reshuffle anggota Badko yang sudah tidak layak, pembahasan membuat cabang persiapan Lebak dan pemekaran Badko Banten secara terpisah yang tadinya tergabung satu dalam Jabodetabek-Banten.
Poin hasil pleno terakhir tersebut menjadi sorotan
dikalangan HMI, banyak kader yang
menaggapi secara kritis mengapa harus adanya pemekaran menjadi dua Badko. Secara
jelas dilihat secara geografis pun antara daerah domisili Jakarta dan Banten
memiliki jarak, kultur dan gaya yang berbeda. Terkait hal ini Rudi Gani ketua
umun Badko m Jabodetabek-Banten mengatakan, semangat pemekaran Badko diawali
dengan melihat realita kurangnya mobiisasi dan perhatian pada kader kader yang
berdomosili di Banten, kita tahu bahwa kader kader di banten berasal dari
daerah.
“Nah
dengan adanya pemekaran Bakdo Banten ini diharapkan para cabang yang
berdomisili Banten akan lebih mandiri mengurus daerahnya. Juga dengan adanya
pemekaran ini membuat lebih efektifnya para cabang domisili Banten dalam
berkordinasi, eksklusif dalam mengurus dan memberdayakan potensi para kadernya.”Ungkap
Rudi Gani di sela sela kesibukan di rumahnya.
Hal
senada juga dikatkan Agus Harta Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Selatan, harus
adanya pemekaran melihat kepengurusan yang sangat gendut saat ini. “Sejauh ini
cabang yang berdomisii Jakarta setuju dengan wacana pemekaran, agar kader domisili
Banten lebih terurus juga terciptanya perbaikan
teritorial, dan administrasi yang nantinya akan lebih mudah dilakukan.” Kata
Agus
Pernyataan
yang lebih signifikan dikatakan oleh Iin Muslihin Ketua Umun HMI Cabang
Pandeglang. Potensi kaderisasi di Banten diakuinya lemah, kurang dan tidak terkondisikan.
Ia tidak hanya menyoroti tentang pengkaderan, melainkan administrasi dan pola
hubungan antara Jakarta sekitarnya dengan Banten.
Dalam
pernyataannya ia memaparkan, kalau diteruskan seperti ini ia yakin Banten tidak
akan berubah menjadi lebih baik. Jakarta tidak mampu mengkondisikan Banten,
terlebih lagi sekarang banyak kader yang lebih suka bermain di Jakarta. Ia
sangat berkeinginan Badko melihat jauh lebih dalam akan segala potensi di Banten
agar tidak tersia siakan, dalam hal administrasi keuangan pun kami tidak
merasakan stimulus yang signifikan untuk membangun daerahnya
“Bakdo
itu kan bentukan sarana pembantu di bawah PB, seharusnya dapat melihat secara
keseluruhan. Dalam hal komunikasi pun juga tidak maksimal, Itulah Badko dalam
tugasnnya, kalo dengan Badko yang sekarang banyak yang tidak terakomodir, paling
tidak pemekaran harus terealisasi dan memang itu yang kami butuhkan”. Tukas
Muslihin dengan semangat.
Wacana
pemekaran ini memang sudah ada dari dua generasi sebelumnya yang berawal dari
diskusi kawan kawan HMI, dan sejak awal pun telah disadari bahwa pemekaran ini
tidak dapat secara cepat akan terealisasi.
Sementara
itu, Rudi Gani menjelaskan, dalam wacana pemekaran ini sama sekali tidak ada
unsur politis. Ini adalah murni aspirasi dari kawan kawan HmI atas perhatian
kedaerahannya karena kebetulan Banten sekitar kadenya berasal dari daerah. “Badko
berusaha mengakomodir segala aspirasi selama tidak bertentangan dengan
konstitusi.” tegas Ragi sapaan akrabnya
Muslihin
menambahkan, syarat pemekaran adalah persetujuan empat cabang untuk bergabung,
dan Ciputat adalah cabang yang domisilinya di daerah Banten. Muslihin sangat
berharap Ciputat dapat bergabung agar dapat terlaksananya pemekaran. Karna akan
lebih lama bila harus menunggu siapnya cabang persiapan Lebak dan belum tentu
cabang persiapan Lebak akan setuju untuk menggabungkan diri dalam terbentuknya
Badko Banten.
Dalam
pengembangan wacana pemekaran ini Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Ramfalak
Siregar belum dapat di temui untuk dimintai keterangan. Staf jajarannya pun tidak
bersedia memberikan keterangan terkait hal ini dan mengatakan bahwa Ramfalak pun belum bertemu untuk menceritakan secara
mendetail segala pembicaraan pada pleno tersebut. (Miftachul Choir Al Ayyubi)
0 komentar:
Posting Komentar