photo 90466647-7a9d-4318-b660-7a3da26e60ca_zps9b4ec483.jpg

KPU Sediakan Formulir (A5) Untuk Mahasiswa Rantau

KPU paparkan cara mahasiswa rantau memilih dalam pemilu legislatif

LAPMI Ciputat Kokohkan Direktur Baru

LAPMI Ciputat - Lahir secercah harapan baru saat Pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cabang Ciputat periode 2014-2015 yang diadakan di Aula Insan Cita (AIC), Ciputat, Jumat (09/05).

 photo ba9b745c-40a0-4c2a-ad44-d217d08bc811_zpsb0fa0578.jpg'/>

Gara-Gara Kaos Distribusi Sertifikat LK 2 Terhambat

LAPMI Ciputat- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat telah mengadakan Latihan Kader tingkat dua (LK2) yang dilaksanakan pada 1-7 Desember 2013 lalu. Acara dilaksanakan di Aula Insan Cita (AIC).

 photo cca2bc4e-68a3-4d01-b156-0e0d417503b3_zpscf4a2bd5.jpg

HMI Cabang Ciputat Mengenang 67 Tahun Milad HMI

Ceremonial HMI Cabang Ciputat Kenang 67 Tahun Usia HMI.

HUT Tangsel ke-5, Prioritaskan Sektor Pendidikan

Ulang Tahun kota Tangerang Selatan yang ke-5 diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe. Diiringi rangkaian acara dimulai sekitar pukul 19.00 dengan Semarak Tangsel, Tangsel aman, Tangselku nyaman 2008-2013.

Rabu, 25 Maret 2015

RANAH PEKSOS SEMAKIN LUAS




Menteri Hukum dan HAM menyaksikan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan Direktorat Jendral Pemasyarakatan di Auditorium Utama Prof. Dr. Harun Nasution, Rabu (25/03)



CIPUTAT - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Direktorat Jendral Pemasyarakatan menjalin kerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penandatangan Momerandum Of Understanding(MOU) dilakukan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Kesejahteraan Sosial, di Auditorium Utama Prof. Dr. Harun Nasution, Kemaren (25/03). MOU tersebut bertujuan agar lulusan Kesejahteraan Sosial atau biasa disebut Peksos (Pekerja sosial) dapat membina jiwa narapidana (napi) sehingga ketika kembali ke masyarakat tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Menurut Siti Napsiyah Ariefuzzaman, Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, kerjasama ini memberi manfaat bagi mahasiswa agar memotivasi dan belajar mengenal karakter napi. “Bagi mahasiswa nantinya bisa praktikum di Lembaga Pemasyarakatan, dan alumni kesejahteraan sosial bisa menjadi PNS di Kementerian Hukum dan HAM,” ujar Napsiyah.
Sedangkan, menurut Direktorat Pemasyarakatan, Handoyo Sudrajat, Pekerja Sosial (Peksos) mempunyai ilmu sosial yang bisa diterapkan kepada masyarakat untuk membuat program dalam mencegah kriminalitas. “Untuk pidana ringan tidak harus dipidana, tetapi bisa diberikan efek pembelajaraan, contohnya di hukum kerja bakti melalui binaan pekerja sosial,” kata Handoyo.
Berbeda dengan Arief Subhan, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunakasi, memandang kerjasama ini sebagai sesuatu yang biasa terjadi di setiap jurusan yang penting nantinya lulusan kesejahteraan sosial bisa mengabdikan dirinya di masyarakat. “Peksos bukan hanya bekerja di bidang kriminalitas tetapi juga kemiskinan, anak jalanan, dan lain-lain,” ungkap Arief Subhan.
Dalam memberi binaan kepada masyarakat, Noor Rachmawaty, Presiden Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan, pembinaan antara Peksos dan masyarakat menjalin komunikasi seperti teman atau saudara, sehingga tidak ada strata. “Jadi antara Napi dan Peksos tidak ada jarak yang membatasinya karena kita semua sama,” jelas Noor.
Acara selanjutnya, penampilan Percussion Social Walfare yang menggunakan barang bekas di lingkungan sekitar sebagai alat musik. Kemudian, Seminar Nasional dengan tema “RESTORATIVE JUSTICE DALAM SISTEM PEMASYARAKATAN GUNA MENGATASI KRIMINALITAS  DAN OVERKAPASITAS LAPAS DAN RUTAN DI INDONESIA,” dihadiri oleh pembicara Jamhari Makruf (Guru Besar UIN Jakarta), Kanya Eka Santi (Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung), dan lain-lain.
TIFFANY NADIA SYIFA


Minggu, 01 Maret 2015

Setan Idola Mahasiswa



Angin malam semakin mencekam, lalu lalang suara motor mulai meredup. Saat melintasi jalan Pisangan, Ciputat Timur tiba-tiba mataku tertatap pada sebuah warung kecil di pinggir trotoar yang ramai dengan antrean pembeli. Tak ragu-ragu aku menghentikan laju motor yang ku kerndarai  dan turut ku parkir di deretan motor pembeli lainnya.

Salah seorang pembeli Tafrikhul Fuady yang juga mahasiswa Uniersitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, rela menunggu berjam-jam untuk membelinya. Warung kecil dengan tempat grobak dorong yang beratapkan terpal itu akarab disebut ketoprak setan. Sebuah warung yang tak pernah sepi dari pengunjung.

Fuady mengungkapkan, ketoprak setan merupakan makanan khas bagi warga Ciputat. Ketoprak yang dijual pada malam hari dengan isi yang banyak namun harganya tetap merakyat. "Dengan dijual pada malam hari, cocok buat makan disaat kita ngumpul karena dua bungkus ketoprak setan bisa buat ber empat," ungap Fuady.

Hal yang sama juga di ungkan oleh Afrizal Rosikhul Ilmi, sebagai pengemar makanan pedas ia sangat puas yang dengan sambal bikinan ketoprak setan. "Walaupun mengantri, tapi karena enak murah dan tak kalah soal rasa ketoprak menjadi idola para mahasiswa baik UIN Syarif Hidayatullah ataupun kampus lain," tutur Ijal. (Ir. Ma'ruf)