Jaktim-
Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) menyelenggarakan diskusi bulanan
yang selalu diadakan rutin. Namun untuk diskusi kali ini mengangkat tema
Membangun Ideologi Bangsa di Kalangan Muda Untuk Memperkuat Karakter dan
Jatidiri Bangsa (30/9) di Condet Jakarta Timur. Dengan menghadirkan pembicara
Karyono Wibowo (pengamat muda soal kebijakan publik) dan Amurwati
Wistianingsih.
Dalam
kesempatan sambutannya Ketua Umum Pwir Husen Gani
mengatakan forum ini untuk merepleksikan betapa tidak sederhanya masalah
ideologi. Pada 1965 ketika berhadapan dengan ideologi lain. Hari ini ada
sesuatu yang
tidak terlihat yaitu kesadaraan tidak ada ideologi. Apa implikasinya jika tak
ada ideologi yaitu tidak menghargai nilai. Konflik antara daerah begitu tinggi,
"tetapi saya tidak tahu apakah kaum muda merasakan hal ini, Dalam diskusi
ini kita bahas masalah ini ". Ucapnya
Sama
halnya Amurwati Wistianingsih menyatakan ada satu keprihatinan saya selaku pemerintah
sebenarnya, kita mau kemana? Beberapa hal jd perhatian bagi pemerintah. Yang
disebut dengan budaya sudah mengusai kaum muda. Informasi banyak menggerus,
" Di kantong sakupun bisa mencari informasi".tegasnya dia juga
menambahkan musyawarah sudah jadi cari khas indonesia dan setiap suku bangsa
mempunyai aturan," Pancasiala adalah ideologi yang
pas bagi bangsa Indonesia"
ucapnya.
Sedangkan
Karyono Wibowo memaparkan mengenai persoalan ideologi adalah masalah yang
penting. Bangsa tanpa ideologi bagai kera diruang gelap tak tahu mau kemana.Dia
juga mengutip pernyataan salah seorang doctor Universitas
Indonesia
mengatakan nasional Indonesia sudah rusak, itu adalah
jebakan yg disebut Nekolin, "menurut Soekarno penjajahan baru adalah
Nekolin " tandasnya.
Dia
menerangkan sedikit sejarah sebelum pancasila di sahkan 1 Juni 1945
Soekarno menawarkan pancasila kepada masyarakat. Dalam pancasila ada nasionalisme, markisme, dan
islamisme di Indonesia. Islam menolak markisme sebelum lahirnya pancasila. Dan
tiga kekuatan itu berhasil mendirikan Negara Indonesia. "Dan kemudian
tahun 1926 Soekarno menggali ideologi marhinisme ini setelah Soekarno keluar
dari penjara" pungksanya.(Tf)