photo 90466647-7a9d-4318-b660-7a3da26e60ca_zps9b4ec483.jpg

KPU Sediakan Formulir (A5) Untuk Mahasiswa Rantau

KPU paparkan cara mahasiswa rantau memilih dalam pemilu legislatif

LAPMI Ciputat Kokohkan Direktur Baru

LAPMI Ciputat - Lahir secercah harapan baru saat Pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cabang Ciputat periode 2014-2015 yang diadakan di Aula Insan Cita (AIC), Ciputat, Jumat (09/05).

 photo ba9b745c-40a0-4c2a-ad44-d217d08bc811_zpsb0fa0578.jpg'/>

Gara-Gara Kaos Distribusi Sertifikat LK 2 Terhambat

LAPMI Ciputat- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat telah mengadakan Latihan Kader tingkat dua (LK2) yang dilaksanakan pada 1-7 Desember 2013 lalu. Acara dilaksanakan di Aula Insan Cita (AIC).

 photo cca2bc4e-68a3-4d01-b156-0e0d417503b3_zpscf4a2bd5.jpg

HMI Cabang Ciputat Mengenang 67 Tahun Milad HMI

Ceremonial HMI Cabang Ciputat Kenang 67 Tahun Usia HMI.

HUT Tangsel ke-5, Prioritaskan Sektor Pendidikan

Ulang Tahun kota Tangerang Selatan yang ke-5 diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe. Diiringi rangkaian acara dimulai sekitar pukul 19.00 dengan Semarak Tangsel, Tangsel aman, Tangselku nyaman 2008-2013.

Jumat, 14 Agustus 2015

Bagai Semut Itulah Fitnah

Bagai Semut, Itulah Fitnah 

          Hanya sebuah rangkaian kisah jika ku anggap bahwa kau adalah guruku di masa lalu, Kau adalah kakekku yang ku kenal dulu. Tak ada yang lebih dari ilmu yang pernah kau berikan padaku, kau didik aku. Mungkin kesalahanku, yang pergi meninggalkanmu dan tempat itu. Karena ilmu yang aku cari, membuatku harus pergi dan meninggalkanmu. “bagai mozaik yang terpecah, ilmu juga adalah mozaik yang perlu aku cari kepingannya di seluruh penjuru dunia”.Aku tak mungkin hanya duduk, menatap, dan tidak berusaha menggali ilmu dari mutiara lain di samudera sana. Bukan karena aku tidak menganggapmu, namun kau terlalu sibuk dengan urusanmu dan membuatku ragu. Aku tetap menghormatimu, menghormati ilmu yang ada pada diriku, darimu ya darimu.

           Namun, setelah hari itu aku berubah, kau yang merubah. Adikku, Adik kandungku yang menuntut ilmu darimu, yang kau didik dengan penuh kasih sayang. Kau tega padanya, padaku. Hanya karena dia, dia anakmu yang nyatanya memfitnah adikku. “kembalikan pakaian yang menjadi hadiah setelah majelis yang diselenggarakan dulu”, itulah perkataan anakmu yang terucap untuk adikku walau melalui penyampaian dari kurcaci yang tak berdosa, namun dia, ya dia anakmu yang membuat seluruh lintasan ucapan menjadi berlumur dosa. Hanya karena pakaian itu. Pakaian yang dihadiahkan kepada adikku setelah mengikuti acara pengajianmu. 


          Ibuku, yang mungkin merasa sakit atau aku tahu bahwa ibuku berusaha mencari tahu penyebab mengapa anakmu mengatakan hal itu? Wajarkah jika ibuku menceritakannya kembali kepada nenekku? Orangtua dari ibuku? Wajarkah? Mengapa malah menjadi asal usul penyebab kau tak pernah mau lagi menganggapku dan keluargaku sebagai saudaramu? Ironis bukan?

          Sungguh, tak habis aku tanyakan itu. Kau tuduh ibuku yang juga seperti anak kandungmu sendiri sebagai orang yang telah menjatuhkan namamu didepan banyak orang? Sepenting itukah nama dan gelarmu? Sehingga kau berani dan lantang mencaci-maki ibu dan adikku? Hanya karena perkataan yang tak benar adanya yang pula bersumber dan bersarang serta  berakar dari anak kandungmu. Menjatuhkanmu? Itu alasan yang kau buat untuk lebih menjatuhkan ibu dan adikku di depan banyak orang. Kau dan anakmu dengan lantangnya memproklamirkan bahwa ibuku adalah seorang pemfitnah. Padahal, telah jelas bahwa memang benar adanya perkataan anak kandungmu yang mengatakan saat kemarahannya pada adikku yang memutuskan pindah dari tempat itu karena kekecewaan yang dirasa adik kandungku karena telah sungguh-sungguh berlatih dan anakmu dengan sepihak menghentikan semangatnya. Itulah kenyataannya. Adik menangis, ibu gemetar. Itu yang aku lihat. Kemarahanmu, kekesalanmu pada kami yang kau lampiaskan di depan khalayak ramai membuatku beranggapan bahwa tak ada lagi ikatan di antara kita. Seakan semuanya hilang sekejap tanpa jejak. Kau hapuskan garis keturunan itu hanya karena harga diri yang kau anggap telah di injak.

Takkan pernah aku lupakan saat itu. Hingga akan terukir sebagai pelajaran yang penting bagiku dan keluargaku. Aku tetap menganggapmu kakekku, guruku. Namun aku mungkin tak bisa menyambung ikatan yang telah hilang itu. Kekecewaanku pada anakmu. Yang sungguh tak pernah aku ketahui penyebabnya. Anakmu sungguh penuh dengan tipu daya muslihat. Anakmu sungguh hebat dalam mengatur naskah skenario putusnya ikatan ini. dan anakmu adalah anugerah luar biasa saat mempermainkan perannya. Nasihat dari orang yang aku anggap guru selain dirimu, selalu melantangkan “fitnah itu kecil !! itu hanyalah sebagian kecil dari ujian allah untuk meningkatkan keimanan manusia”, pedoman itu yang insya allah selalu aku genggam erat dalam genggaman tanganku. Tak ada yang lebih manis dari sedikit ujian. Pelajaran yang sangat penting aku peroleh dalam meningkatkan dan memperbaiki imanku. Itulah aku dan kau.


          Pelajaran yang aku ambil bahwa semua yang ada di dunia ini, hanyalah sandiwara semata mungkin perkataan itu yang sering dikatakan orang bijak. Sungguh aku telah menemukan bukti nyata dari pernyataan itu. sungguh aneh aku rasa jika telah banyak orang merasakannya. Semoga karya anakmu mampu menampakan segala jalan yang ditentukan untukku dan keluargaku.

Penulis                   : Ubaiyana Lessy
Fak/jur/semester : FSH/Perb.Mazhab Fiqih/02    

Harapan itu Bernama Biopori



Harapan itu Bernama Biopori
Oleh Muflih Hidayat

 Bogor merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal sebagai kota hujan. Selain itu, Bogor juga dikenal sebagai destinasi berlibur yang cocok bagi warga perkotaan. Saat warga kota mulai bosan dengan pengapnya udara kota yang diakibatkan oleh tingginya jumlah kendaraan dan gedung-gedung besar, maka berlibur ke Bogor menjadi pilihan yang tepat, Seperti Puncak misalnya. Hampir setiap akhir pekan, jalur menuju Puncak selalu dipenuhi oleh kendaraan dari Jakarta. Hal ini wajar terjadi, karena Puncak memiliki pemandangan alam yang indah. Banyak pohon-pohon besar yang tinggi menjulang di sana.

Namun, sayang seribu sayang. Banyaknya pohon yang tinggi menjulang tak mampu menggaransi Bogor untuk terhindar dari kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih. Hari ini Bogor diserang bencana kekeringan dan krisis air bersih. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bencana ini akan berjalan hingga November 2015. Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan, Untung Kurniadi memprediksi bahwa Bogor akan mengalami kekurang pasokan air bersih yang berkepanjangan pada tahun 2017.

Untung mampu memprediksi hal ini dengan melihat kapasitas air yang ada di Bendungan Katulampa Kota Bogor. Kapasitas air di Katulampa sekitar 2.050 liter per detik, sementara kebutuhan normalnya adalah 2.700 liter per detik. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bogor akan membangun Bendungan Katulampa, sehingga bendungan tersebut memiliki kapasitas yang memadai. Rencana anggarannya mencapai angka 24 Milyar. Sungguh angka yang fantastis, jika mengingat keterbatasan anggaran APBN atau APBD. 

Kondisi ini akan semakin sulit, jika kita melihat kecepatan laju pertumbuhan penduduk di Kota Bogor. Setiap tahun, Bogor mengalami peningkatan jumlah penduduknya sampai 2,74 persen. Jika demikian, maka kebutuhan air bersih akan semakin meningkat. Belum lagi persoalan kuatnya arus moderninasi di Indonesia. Dampak modernisasi adalah laju pembangunan gedung industri yang tak mampu dikendalikan. Sehingga lahan tanah sebagai resapan air akan semakin menipis. Tentunya, hal ini yang patut kita fikirkan bersama.

Biopori sebagai Gerakan Sadar Lingkungan

Seorang peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamir R Brata menemukan sebuah teknologi alami untuk mengatasi problema di atas. Teknologi alami itu disebut Lubang Resapan Biopori (LRB). Hanya berbekal alat khusus sederhana, kita cukup membuat lubang yang diameternya sekitar 20 centimeter dengan kedalaman dua meter. Kemudian lubang tersebut kita isi dengan sampah organik. Beberapa hari kemudian, sampah organik akan berubah dengan sendirinya menjadi mikroba. Pori-pori tanah akan melebar dan menjadi gembur berkat adanya mikroba tersebut.

Tanah dengan pori-pori yang besar akan mampu menampung air saat hujan melebihi kapasitas biasanya. Sehingga saat hujan lebat datang, musibah banjir akan terhindar. Sedangkan saat kemarau tiba, tidak akan kekurangan air. Karena kita punya "celengan" air yang disimpan saat musim hujan sebelumnya. Dengan demikian kita akan terhindar dari musibah banjir dan kekeringan.

Ibarat kata pepatah, punnguk merindukan rembulan. Saat bencana kekeringan datang, solusi LRB pun hadir. LRB seolah-olah menjadi "win win solution". Tapi sayangnya,  belum banyak orang yang tau apa itu LRB. Sehingga harapan tersebut menjadi harapan semu. Berangkat dari sinilah, Hazairih Sitepu (CEO Radar Bogor)  dan Gatut Susanta (Mantan Anggota DPRD Kota Bogor) menggagas "Gerakan 5 Juta Biopori". Tujuannya adalah menyadarkan masyarakat Bogor  agar peduli terhadap lingkungan, khususnya agar peduli untuk mencegah bencana kekeringan dan banjir dengan membuat LRB di tiap-tiap rumah.

Bisa kita bayangkan, jika tiap rumah warga Bogor memiliki 5 LRB, maka akan ada jutaan  LRB di Bogor. Dengan adanya LRB dalam skala besar ini, tentu Bogor akan benar-benar terhindar dari kekeringan. Kini, hal yang harus dilakukan adalah  membangkitakan masyarakat untuk sadar betapa pentingnya LRB. Harapan selanjutnya jika LRB sudah menyebar di Bogor, maka daerah-daerah lain harus mencontohnya. 

*Penulis adalah Ketua Umum HMI KOMFUF Cabang Ciputat sekaligus peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2015 di Sukajadi Tamansari Bogor.


Kamis, 06 Agustus 2015

Cara santri kilat belajar Al-quran


Bulan ramadhan selalu menjadi moment yang dinantikan oleh umat muslim di seluruh belahan dunia sebagai bulan yang agung. Banyak catatan sejarah islam tertulis dibulan ramadhan, salah satunya diturunkannya kitab suci al-quran. Selain menjalankan ibadah puasa, dibulan ramadhan umat muslim juga meningkatkan ibadah dengan mempelajari al-quran.

Salah satunya pesantren al-Quran Syihabuddin bin Ma'mun, Ceringin Banten, merupakan lembaga pendidikan islam yang fokus mempelajari ilmu al-quran. Setiap bulan ramadhan pesantren ini selalu ramai didatangai santri baru untuk belajar al-quran.
"Alhamdulillah, setiap bulan ramadhan banyak santri pasaran “santri kilat” yang datang untuk mendalami al-quran," ungkap Tubagus A Idrisi Syihabuddin pimpin pesantren Jum’at, (10/6).

Ia menambahkan, banyak ragam santri kilat, ada yang sudah bisa membaca al-quran ada juga yang masih belom bisa. “Menjadi tugas kita untuk mengajari sampai mereka  fasih dan bagus dalam membaca serta lancar,” tuturnya.
Salah satu santri kilat mengungakapkan menjadi santri kilat itu memang sebentar, tapi ada makna tersendiri yang bisa diambil. "Salah satu cara yang lebih ringkas dan cepat belajar membaca al-quran dalam jangka waktu satu bulan," salah satu santri kilat, dari Banyuwangi, Jawa Timur. (Ratu Aisyah)