photo 90466647-7a9d-4318-b660-7a3da26e60ca_zps9b4ec483.jpg

KPU Sediakan Formulir (A5) Untuk Mahasiswa Rantau

KPU paparkan cara mahasiswa rantau memilih dalam pemilu legislatif

LAPMI Ciputat Kokohkan Direktur Baru

LAPMI Ciputat - Lahir secercah harapan baru saat Pelantikan Pengurus dan Rapat Kerja Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI) HMI Cabang Ciputat periode 2014-2015 yang diadakan di Aula Insan Cita (AIC), Ciputat, Jumat (09/05).

 photo ba9b745c-40a0-4c2a-ad44-d217d08bc811_zpsb0fa0578.jpg'/>

Gara-Gara Kaos Distribusi Sertifikat LK 2 Terhambat

LAPMI Ciputat- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat telah mengadakan Latihan Kader tingkat dua (LK2) yang dilaksanakan pada 1-7 Desember 2013 lalu. Acara dilaksanakan di Aula Insan Cita (AIC).

 photo cca2bc4e-68a3-4d01-b156-0e0d417503b3_zpscf4a2bd5.jpg

HMI Cabang Ciputat Mengenang 67 Tahun Milad HMI

Ceremonial HMI Cabang Ciputat Kenang 67 Tahun Usia HMI.

HUT Tangsel ke-5, Prioritaskan Sektor Pendidikan

Ulang Tahun kota Tangerang Selatan yang ke-5 diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe. Diiringi rangkaian acara dimulai sekitar pukul 19.00 dengan Semarak Tangsel, Tangsel aman, Tangselku nyaman 2008-2013.

Senin, 30 September 2013

Ideologi yang Hilang

saat diskusi bulanan Pwir berlangsung di Samosa Condet


Jaktim- Persatuan Wartawan Indonesia Reformasi (PWIR) menyelenggarakan diskusi bulanan yang selalu diadakan rutin. Namun untuk diskusi kali ini mengangkat tema Membangun Ideologi Bangsa di Kalangan Muda Untuk Memperkuat Karakter dan Jatidiri Bangsa (30/9) di Condet Jakarta Timur. Dengan menghadirkan pembicara Karyono Wibowo (pengamat muda soal kebijakan publik) dan Amurwati Wistianingsih.

Dalam kesempatan sambutannya Ketua Umum Pwir Husen Gani mengatakan forum ini untuk merepleksikan betapa tidak sederhanya masalah ideologi. Pada 1965 ketika berhadapan dengan ideologi lain. Hari ini ada sesuatu yang tidak terlihat yaitu kesadaraan tidak ada ideologi. Apa implikasinya jika tak ada ideologi yaitu tidak menghargai nilai. Konflik antara daerah begitu tinggi, "tetapi saya tidak tahu apakah kaum muda merasakan hal ini, Dalam diskusi ini kita bahas masalah ini ". Ucapnya

Sama halnya  Amurwati Wistianingsih menyatakan  ada satu keprihatinan saya selaku pemerintah sebenarnya, kita mau kemana? Beberapa hal jd perhatian bagi pemerintah. Yang disebut dengan budaya sudah mengusai kaum muda. Informasi banyak menggerus, " Di kantong sakupun bisa mencari informasi".tegasnya dia juga menambahkan musyawarah sudah jadi cari khas indonesia dan setiap suku bangsa mempunyai aturan," Pancasiala adalah ideologi yang pas bagi bangsa Indonesia" ucapnya.

Sedangkan Karyono Wibowo memaparkan mengenai persoalan ideologi adalah masalah yang penting. Bangsa tanpa ideologi bagai kera diruang gelap tak tahu mau kemana.Dia juga mengutip pernyataan salah seorang doctor Universitas Indonesia mengatakan nasional Indonesia sudah rusak, itu adalah jebakan yg disebut Nekolin, "menurut Soekarno penjajahan baru adalah Nekolin " tandasnya.

Dia menerangkan sedikit sejarah sebelum pancasila di sahkan 1 Juni 1945 Soekarno menawarkan pancasila kepada masyarakat. Dalam pancasila ada nasionalisme, markisme, dan islamisme di Indonesia. Islam menolak markisme sebelum lahirnya pancasila. Dan tiga kekuatan itu berhasil mendirikan Negara Indonesia. "Dan kemudian tahun 1926 Soekarno menggali ideologi marhinisme ini setelah Soekarno keluar dari penjara" pungksanya.(Tf)

Menjadi Kader Mandiri yang Punya Nilai


 
Moderator paling kanan, Arif Subhan, Siti Nafsiah, dan Rahmat Baihakhi (28/9) di Aic.
Sebuah gedung berdiri tegak berhadapan dengan warung  makanan. Sebut saja gedung itu Aula Insan Cita (AIC), didalam gedung itu berdiri kokoh panggung pementasan dengan tinggi 60 CM, lebar 4 X 9 M . Panggung itu menjadi salah satu saksi mati dalam acara Diskusi Publik Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat Komisariat Fakutas Ilmu Dakwah  (KOMFAKDA) (28/09). 

Panitia penyelenggara Pentas Karya Komfakda (PKK) menyediakan tempat, ruang dan waktu kepada pembicara yang digadang Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan sekaligus menyandang nama KAHMI untuk menjadi pembicara dalam salah satu rangkaian acara Diskusi Publik dengan temaMembangun semangat Kader HMI masa kini untuk masa depan”. Diantara beberapa nama itu adalah Dr. Arief Subhan .MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Siti Nafsiah MSW, ketua program Studi Kesejahteraan Sosial, dan salahsatu Dosen yang selalu memberikan semangat kepada  kader Komfakda Rahmat Baihakhi.

Dalam diskusi publik yang dihadiri kurang lebih 70 calon anggota kader HMI dan angota biasa HMI Komfakda itu, Muiz sebagai moderator membuka acara,  Muiz membacakan cv dari kedua pembicara yang sudah lebih dahulu hadir yaitu Siti Nafsiah, dan Rahmat Baihacki . Berbeda dengan Arief Subhan tidak dibacakan, hal tersebut karena keterlambatan Ia. Setelah selesai pembacaankan  sivi, Muis sebagai moderator membuka cermin pertama dengan mempertanyakan mengenai apa HMI dalam pandangan moderator. Apa menurut kanda dan yunda HMI itu?”  tanya Muiz. Dengan senyumnya yang manis Siti Nafsiah menjawab. Nafsiah memaparkan menurutnya HMI merupakan organisasi perkaderan terbaik di tataran MahasiswaMenurut saya HMI merupakan  lembaga perkaderan terbaik di tataran Mahasiswa,” jawab Nafsiah. 

Berbeda dengan Siti Nafsiah menurut Rahmat Baihacki, ia terlebih dahulu memaparkan keadaan HMI yang terjadi di Komfakda. Dengan sagat menggebu-gebu ia merasakan ke-kecewaan dengan HMI Komfakda saat ini. Hal tersebut terjadi karena kader-kader HMI Komfakda belum menanamkan HMI itu sendiri dalam diri para kader dan lingkungannya. “ketika saya pulang ke Dakwah saya merasa belum pulang kerumah sediri, karena kader Komfakda masih belum menanakan HMI sendiri”  ungkap Baihakhi dengan kecewa. “HMI hanyalah nama yang tertulis yang apabila tulisan itu saya bakar besok bisa dibuat lagi, HMI juga bukan untuk wadah berkumpul RAS ataupun ETNIS,” tambahnya. Dari situ dapat kita ambil bahwa HMI bukan hanya untuk mempernbanyak Massa, juga bukan untuk memperbanyak sebuah golongan tetapi HMI merupakan wadah mahasiswa yang ingin berproses yang sesuai tujuan HMI itu sendiri. 

 Pada termin yang ke-Dua Muiz mempertanya mengenai perbedaan  HMI  masa kini dan Masa lalu. “Apa perbedaan HMI masa dulu dan masa sekarang menurut Kanda dan Yunda yang merupakan pelaku sejarah yang lebih dahulu?,” Tanya Muiz. Tidak berbeda dengan cermin yang pertama Nafsiah juga mendapat giliran menjawab yang pertama. Nafsiah memaparkan bahwa sangat berbeda jauh bila dibandingkan HMI masa lalu dengan HMI masa sekarang, hal tersebut salah satunya dengan perkembangan zaman yang sangat cepat. kita ambil contoh yang paling gampang saja  jika masa sekarang sudah banyak motor dan bergoncengan hanya berdua,  berbeda dengan masa lalu ketika kita ingin menuju Aic kita harus berjalan kaki. Tetapi darijalan kaki itu kita merasakan tradisi ngobrol yang bermanfaat. kalau masa sekarang sudah ada motor masa lalu jangankan motor ngetik saja masih manual, tetapi dari situ kita merasakan penggemblengan yang begitu dahsyat, mulai dari pembuatan surat saja bisa sampai 10 kali buat karena satu katapun dikritik, tapi itu saya tetap semangat karena itu merupakan salah satu cara perkaderan,” ungkap Nafsiah. 

Dengan pertanyaan sama, yang di berikan Muiz, Rahmat Baihacki menjawab dengan mengajak para audien kembali mengingat kembali disaat ia masih berada di tempat kelahiran yang sangat keras, ia mencertikan mulai asal usul Bapak yang berasal dari Madura dan Ibu berasal dari Ambon dania sendiri yang dilahirkan di tanjung priuk para audiens disuruh membayangkan betapa kerasnya kehidupannya. Tetapi setelah mengijak perguruan tinggi dan berada dalam Hmi ia merasakan suci kembali. “ketika saya masuk HMI saya merasa suci kembali, karena kehidupan yang dulu begitu keras, setelah saya di HMI ini sudah bukan keras dalam fisik tetapi keras dalam berfikir,” ungkap Bang Beki sapaan akrabnya. 

“Setelah satu semester saya pulang-pergi dari rumah, saya merasa kurang produksi, dari situ saya tinggal di AIC bawah, saya merasakan tidak pernah tidak ada kehidupan  di AIC ini, bahkan teman-teman merasakan kuliah itu ya di HMI, di UIN itu hanya kursus.”  Tambah Baihaiki. Dari pemaparan diatas HMI merupakan wadah yang benar-benar dimanfaatkan oleh kader HMI, AIC dipakai sebagai tempat  berhimpun dan dijadikan tempat untuk mencurahkan ide-ide disaat diskusi. “Hal yang peling mencolok ialah kalau kader-kader HMI dulu itu sopa-sopan, Cerdas, sangat Kritis kalu bertanya itu mengidentifisikan HMI.”  Tambah Baihaikhi

Disela-sela sesi pertanyaan ini datang seorang yang paling ditunggu-tunggu oleh semua kader orang no 1 di Fidkom yaitu Arief Subhan. Setelah mempersilahkan dia duduk, Muiz sebagai moderator mengajukan pertanyaan yang sama mengenai pendapat HMI. Arif Subhan menjawab “ saya akan mulai dari sejarah pergerakan yang paling utama yang bersifat masif yang bisa mengubah indonesia menjadi modern yang yaitu Sarikat Islam (SI) yang mempunyai ciri diantaranya Independensi, Moderenitas yaitu islam yang mau yang menyumbangkan prinsip dan yang ter akhir ialah ikatan yang kuat.” Dari ungkapan diatas sarekat islam merupakan salah satu pionir HMI, yang sifat dan Idelismenya diturunkan kepada HMI. 

 Di cermin yang terakhir Muiz meminta kepada seluruh pembicara menitipkan pesan kepada seluruh kader maupun calon kader. Dari tiga pembicara member pesan kepada calon kader agar memikirkan kembali untuk masuk ke HMI karena HMI merupakan organisai perkaderan yang tidak main-main. Nafsiah berpesan “agar kader-kader menjadi orang yang pertama kalau tidak bisa jadilah yang terbaik dan apabila tidak bisa juga jadilah yang berbeda.” Begitu juga Baihakhi member pesan “mulai detik ini jagan percaya kepada orang lain, jadilah diri kalian sendiri”  Arief Subhan “jadilah orang yang tidak bergantung pada orang lain (Independent)” (Irfan)

Sabtu, 28 September 2013

Semangat Masa Kini Untuk Masa Depan


 
Moderator (kiri), Arif Subhan, Siti Nafsiah dan Rahmat Baihakhi (28/9) di Aic, Ciputat
Ciputat- Hymne Hmi menjadi pembuka acara Pentas Karya Komfakda (PKK) (28/9) dengan tema Membangun Semangat Kader Masa Kini Untuk Masa Depan. Peserta Pkk merupakan calon kader Hmi Komfakda. Kemudian dilanjutkan dengan games karena pembicara belum sampai ke Aula Insan Cita. Ketua pelaksana M Firdaus menyampaikan permohonan maaf karena ketidaksempurnaan acara.
 
Acara Pkk turut menghadirkan Kahmi Komfakda kanda Arif Subhan, kanda Rahmat Baihakhi (bang Beki), dan Siti Nafsiah. Bang beki ketika diminta pandangannya oleh moderator, pria lulusan KPI ini menjelaskan proses kritik yang harus dibangun. Jangan pernah takut dengan konflik, itu akan mematangkan. “Kita dibangun dengan konflik. Kita harus mempunyai nilai sendiri”. Katanya

Sedikit beda dengan bang Beki , Siti Nafsiah memaparkan pengalamannya di Hmi. Hmi itu lembaga terbaik disekitar Kampus, dan Hmi seperti agama sangat kuat ikatannya. Dia menambahkan saat perkaderan peran senior sangat penting tutur wanita kelahiran Lampung itu. 

Arif Subhan yang juga Dekan Fidkom takmau ketinggalan memberikan pandangannya pergerakan yang paling penting dilakukan oleh orang islam salah satunya serikat islam. Semangat yang diwarisi oleh Hmi adalah nindependensi. “ semangat yang tidak mempunyai ketergantungan” ucapnya.(TF)